Postingan

Dilema Pemerintah dan Fenomena Taksi Online

Kemarin, tepatnya 29 Januari 2018, ada unjuk rasa yang dilakukan Aliando (Aliansi Nasional Driver Online) terkait Permenhub, yang saya sendiri lupa nomer berapa. Saya pikir Aliando ini nama artis terkenal itu, ternyata bukan. Yang jelas, mereka menggugat peraturan tersebut karena merasa Permenhub tersebut memberatkan mereka. Salah satu poin Permenhub tadi adalah kewajiban nempel stiker pada mobil yang terdaftar sebagai taksi online. Bagi saya pribadi, ini yang paling memberatkan mereka karena lha wong nggak ada stikernya saja (sebagai pembeda antara transportasi biasa dan online/daring) mereka berdua bisa geger , apalagi kalo ada! Permenhub jelas bertujuan untuk meredam konflik dua transportasi ini, namun poin ini kok kayaknya paradoks bin kontradiktif. Poin yang lain adalah kewajiban uji KIR untuk mobil taksi online. Ini juga menurut saya nggak masuk akal. Ini pernah diungkapkan oleh salah satu kawan di Suara Surabaya (kebetulan saya pendengar setia) pada pagi ini, tepatnya ...

Apa? Buat SIM Lewat Calo?

Gambar
Di sini saya mau sharing aja (lebih tepatnya cerita ya) pengalaman saya buat SIM (Surat Izin Mengemudi) di Satpas Kolombo, Surabaya. Kebetulan saya ngurus SIM A dan C. Kejadian di bulan Desember 2017. Pertama kali ke sana, saya naik motor sendirian. Belum sempet parkir, ada beberapa orang yang  awe-awe  (melambaikan tangan) ke saya. Karena nggak kenal, ya ngapain ditanggepi? Pikir saya pada waktu itu. Apalagi mereka berada di depan warung makan. Saya pikir ya mereka nawari makan lah, namanya juga di warung. Saya juga kebetulan lagi laper, jadi pas udah parkir motor, saya ke salah satu warung di situ. Nah, ini yang bikin saya sadar. Pas saya mendekat ke warung itu, orang yang tadi melambaikan tangan bilang gini ke saya, "mau buat SIM mas?". Saya tolak pada waktu itu, "nggak pak, mau makan". Habis itu saya langsung mikir, "mereka ini calo, di depan warung aja ada 2, gimana nanti kalo masuk?". Saya langsung ingat teman KKN saya yang rumahnya kebe...

Muhammad Yunus dan R.A. Kartini

Gambar
Ada apa dengan dua orang di atas? Secara gender, dua orang ini jelas berbeda. Tempat asal mereka pun berbeda. Muhammad Yunus berasal dari Bangladesh sedangkan R.A. Kartini berasal dari Indonesia. Terlepas dari perbedaan di atas, saya sengaja menyandingkan kedua orang ini karena mereka memiliki kesamaan pemikiran terhadap perempuan. Bagi mereka yang giat melakukan aktivitas sosial, Muhammad Yunus bukanlah nama yang asing. Ia adalah pendiri Grameen Bank, bank yang memprioritaskan perempuan miskin di Bangladesh. Bank ini diawali dengan proyek percontohan pada tahun 1974 yang bertempat di desa Jobra, sebuah desa di Bangladesh. Alasan untuk memprioritaskan kaum miskin tentu tidak mengherankan, tetapi mengapa harus perempuan? Apa alasannya? Muhammad Yunus adalah seorang dosen yang sudah meraih gelar professor. Akan tetapi, karena bukan praktisi perbankan, ia harus belajar mulai dari nol, termasuk belajar bagaimana sistem yang pas sampai debitur yang diprioritaskan. Sistem yang ia gu...